Minggu, 07 Juli 2019

Blocking and Buffering


BLOCKING dan BUFFERING

A. BLOCK
Block adalah data yang dibaca dari atau ditulis ke tape dalam suatu group karakter. Suatu block adalah jumlah terkecil dari data yang dapat ditransfer antara memori sekunder dan memori primer pada saat pengaksesan. Sebuah block dapat terdiri dari satu atau lebih record. Diantara 2 block terdapat ruang yang kita sebut sebagai Gap (interblock gap). Ukuran Blok yang sama pada media penyimpanan dapat menyebabkan pemborosan ruang penyimpanan. Ukuran blok harus dipilih secara hati-hati agar meminimumkan pemborosan.

Ada beberapa metode dalam blocking:
1. Fixed Blocking

Fixed blocking adalah satu blok terdiri dari sejumlah record dengan panjang record tetap. Panjang record kurang dari sama dengan ukuran blok.
Pada metode ini mungkin ada block space yang terbuang.
Nilai blocking factornya: Bfr = B / R. (B = Block, R = record).



Contoh kasus: Block size (B)= 200 byte, record length= 60 byte, maka blocking factor-nya Bfr = B / R = 200 / 60 = 3. Artinya dalam 1 blok ada 3 record.


2. Variable Length Spanned Blocking
Blok yang berisi record-record dengan panjang yang tidak tetap. Jika satu record tidak dapat dimuat di satu blok, maka sebagian record akan disimpan di blok lain. Ukuran record tidak sama (variable).
Keuntungan:
- Dapat menampung record-record dengan ukuran yang lebih besar dari blok.
- Tidak ada pemborosan ruang karena blocking.

Kelemahan:
-Sulit dalam implementasi.
-Record yang berada pada 2 blok membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian.
-File sulit di-update.

Nilai blocking factor-nya: Bfr = (B – P) / (R + M) dengan B = blok, P = blok pointer, R = ukuran record, M = record mark.


Contoh kasus: Block size (B) = 2048 byte, Block pointer (P) = 8 byte,
Ukuran record (R) = 242 byte, Record mark (M) = 8 byte. Maka Bfr = (B – P) / (R + M) = (2048 – 8) / (242 + 8) = 8 record. Artinya dalam 1 blok terdapat 8 record.

3. Variable Length Unspanned Blocking

Blok berisi record-record dengan panjang yang tidak tetap. Setiap record harus dimuat di satu blok (tidak dipotong-potong atau direntangkan ke blok lain).
Nilai blocking factor-nya: Bfr = (B – 1/2R) / (R + M), dengan B = block size, R = ukuran record, M = record mark.

Contoh kasus: Block size (B) = 2048 byte, Ukuran record (R) = 250 byte, record mark (M) = 8 byte. Maka Bfr = (B – ½ R) / (R + M) = (2048 – ½ (250)) / (250 + 8) = 7 record. Artinya dalam 1 blok terdapat 7 record.

Keuntungan:

-Implementasi lebih mudah dibandingkan dengan spanned blocking.
-Jumlah record per blok bervariasi.


Kelemahan:

-Banyak ruang terbuang karena proses blocking.
-Ada kemungkinan recordnya panjang dan ada ruang kosong.


B. BUFFERING

Buffer merupakan bagian memory yang di cadangkan di maana data secara sementara di pertahankan menunggu kesempatan untuk melengkapi proses transfer dari device penyimpanan atau ke lokasi memori.


Buffer adalah data area yang secara bersama di hubungkan oleh perangkat keras atau pemrosesan program yang beroperasi dengan kecepatan yang berbeda atau dengan prioritas yang berbeda. Buffer memungkinkan setiap perangkat atau proses beroperasi tanpa masing-masing bergantung dengan yang lain.


Suatu sistem computer dengan 15 pemakai. Tiap menggunakan 3 file sekaligus, bila diasumsikan setiap file menggunakan 3 buffer, dengan satu blok buffer menampung 2 Kbyte. Maka total kapasitas buffer yang di gunakan adalah : Banyaknya blok buffer = 15 x 3 x 3 = 135. Total Kapasitas buffer = jumlah pemakai x jumlah file x buffer x kapasitas 1 blok buffer = 15 x 3 x 3 x 2024 = 273.240 byte



Tidak ada komentar:

Posting Komentar